TRANDFORMASI KRL
NAMA : RAFIDAH RAHARDJOKELAS : 4EA30
Barangkali masih
lekat dalam ingatan kita saat penumpang kereta rel listrik (KRL) berebut naik
ke atap kereta. Itu pemandangan mengerikan yang terjadi bertahun-tahun lamanya.
Tak hanya itu, ingatkah Anda ketika
penumpang dengan bebasnya bisa membeli gorengan atau sekadar membeli penjepit
rambut dari dalam gerbong kereta? Ada pula pengamen yang memainkan gitar dan
bernyanyi dari gerbong satu ke gerbong lainnya ketika itu.
Kini, suasana semacam itu tak lagi terasa.
PT Kereta Api Indonesia yang menginjak usia 72 tahun pada 28 September 2017
telah membenahi pelayanan KRL secara bertahap.
PT KAI menghadirkan layanan KRL commuter line yang semua gerbongnya dilengkapi
pendingin ruangan dan kursi yang empuk. Sistem pembelian tiket juga tak lagi
menggunakan kertas.
Tak dapat dipungkiri, KRL merupakan
transportasi massal yang menjadi andalan warga di Jabodetabek. Seperti apa
tahap demi tahap perubahan yang terjadi dalam layanan KRL Jabodetabek? Mari
ikut perubahan wajah KRL dari masa ke masa.
Analisis:
Semakin
baik pengelolaan transportasi publik, diharapkan bisa mengurangi angka kemacetan. Jakarta sebagai salah satu kota yang paling sering macet di
Indonesia pun memang harus berbenah, salah satunya dalam hal transportasi
publik. Bicara transportasi publik ada jenis transportasi yang murah meriah,
nyaman dan anti macet yaitu KRL. KRL Commuter Line atau yang dulu dikenal
sebagai KRL Jabotabek merupakan jalur kereta rel listrik yang dioperasikan oleh
PT KAI Commuter Jabodetabek, anak perusahaan dari PT Kereta Api Indonesia.
Dari masa ke masa
terlihat perubahan dari layanan CL yang semakin hari semakin membaik. Hal ini
dapat dilihat dari tidak ada lagi penumpang diatas kereta, pedagang kaki lima (PKL), pengamen di dalam
gerbong kereta. Tak hanya layanan didalam gerbong, fasilitas penunjang juga
dibenahi, seperti terowongan atau jembatan untuk penyebrangan dibangun agar penumpang
tak lagi melintasi rel. Tiket yang kini tidak lagi menggunakan kertas melainkan
PT. KAI mengeluarkan tiket harian berjamin (THB) dan multi-trip (KMT). Selain itu
untuk mengurangi antrian panjang transaksi diloket PT. KAI menyediakan vanding machine sehingga penumpang bisa
membeli tiket secara mandiri. Dampak baik dari adanya perubahan dari KRL ini
semakin banyak pengguna CL, akan tetapi dampak buruknya ialah jadwal yang
semakin padat sehingga CL sering mengalami perubahan jadwal dan keterlambatan.
Selain masalah
keterlambatan karena jadwal yang berubah-ubah PT. KCJ pun belum bisa
menghadirkan kenyamanan dan keamanan bagi penggunanya. Dalam situasi
sesak-ramai tidak dipugkiri ada saja aksi jahil yang dilakukan kaum adam
terhadap kaum wanita yang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Selain itu
kadang kala listrik / pendingin yang tiba-tiba mati sangat mengganggu
kenyamanan dari penumpang.
No comments:
Post a Comment