Tuesday, April 3, 2018

MANAJEMEN JASA


TRANDFORMASI KRL
NAMA : RAFIDAH RAHARDJO
KELAS : 4EA30
Barangkali masih lekat dalam ingatan kita saat penumpang kereta rel listrik (KRL) berebut naik ke atap kereta. Itu pemandangan mengerikan yang terjadi bertahun-tahun lamanya.
Tak hanya itu, ingatkah Anda ketika penumpang dengan bebasnya bisa membeli gorengan atau sekadar membeli penjepit rambut dari dalam gerbong kereta? Ada pula pengamen yang memainkan gitar dan bernyanyi dari gerbong satu ke gerbong lainnya ketika itu.
Kini, suasana semacam itu tak lagi terasa. PT Kereta Api Indonesia yang menginjak usia 72 tahun pada 28 September 2017 telah membenahi pelayanan KRL secara bertahap.
PT KAI menghadirkan layanan KRL commuter line yang semua gerbongnya dilengkapi pendingin ruangan dan kursi yang empuk. Sistem pembelian tiket juga tak lagi menggunakan kertas.
Tak dapat dipungkiri, KRL merupakan transportasi massal yang menjadi andalan warga di Jabodetabek. Seperti apa tahap demi tahap perubahan yang terjadi dalam layanan KRL Jabodetabek? Mari ikut perubahan wajah KRL dari masa ke masa.
Analisis:
Semakin baik pengelolaan transportasi publik, diharapkan bisa mengurangi angka kemacetan. Jakarta sebagai salah satu kota yang paling sering macet di Indonesia pun memang harus berbenah, salah satunya dalam hal transportasi publik. Bicara transportasi publik ada jenis transportasi yang murah meriah, nyaman dan anti macet yaitu KRL. KRL Commuter Line atau yang dulu dikenal sebagai KRL Jabotabek merupakan jalur kereta rel listrik yang dioperasikan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek, anak perusahaan dari PT Kereta Api Indonesia.
Dari masa ke masa terlihat perubahan dari layanan CL yang semakin hari semakin membaik. Hal ini dapat dilihat dari tidak ada lagi penumpang diatas kereta,  pedagang kaki lima (PKL), pengamen di dalam gerbong kereta. Tak hanya layanan didalam gerbong, fasilitas penunjang juga dibenahi, seperti terowongan atau jembatan untuk penyebrangan dibangun agar penumpang tak lagi melintasi rel. Tiket yang kini tidak lagi menggunakan kertas melainkan PT. KAI mengeluarkan tiket harian berjamin (THB) dan multi-trip (KMT). Selain itu untuk mengurangi antrian panjang transaksi diloket PT. KAI menyediakan vanding machine sehingga penumpang bisa membeli tiket secara mandiri. Dampak baik dari adanya perubahan dari KRL ini semakin banyak pengguna CL, akan tetapi dampak buruknya ialah jadwal yang semakin padat sehingga CL sering mengalami perubahan jadwal dan keterlambatan.
Selain masalah keterlambatan karena jadwal yang berubah-ubah PT. KCJ pun belum bisa menghadirkan kenyamanan dan keamanan bagi penggunanya. Dalam situasi sesak-ramai tidak dipugkiri ada saja aksi jahil yang dilakukan kaum adam terhadap kaum wanita yang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Selain itu kadang kala listrik / pendingin yang tiba-tiba mati sangat mengganggu kenyamanan dari penumpang.

No comments:

Post a Comment